Jumat, 29 Mei 2015

Dua Guru Indonesia



Jakarta (ANTARA News) - Guru SD Muhammadiyah Terpadu Ponorogo Puji Lestari dan guru SMP 1 Sedayu Bantul Muhammad Zulham memenangi penghargaan sebagai guru inovatif di ajang "Global Educator Challenge" yang digelar Microsoft di Washington DC, Amerika Serikat.

"Microsoft Indonesia sangat senang dan bangga, mereka telah melalui proses yang panjang dan kompetitif, mulai dari seleksi nasional hingga dapat mengikuti forum dan kontes tingkat dunia di Redmond, Amerika Serikat," kata Partners in Learning Manager Microsoft Indonesia, Obert Hoseanto di Jakarta, Kamis.

Penghargaan sebagai guru inovatif dalam ajang "Global Educator Challenge", menurut dia, merupakan puncak dari rangkaian acara E2 "Global Educator Exchange" yang diadakan di markas Microsoft di Redmond, Washington DC, pada 29 April hingga 1 Mei 2015.

Pada forum pendidikan ini, Microsoft mempertemukan 300 pengajar dari seluruh dunia untuk bertukar pikiran dan berbagi pengalaman dalam memanfaatkan teknologi untuk proses belajar mengajar di eramobile-first, cloud-first.

Obert mengatakan, Microsoft Indonesia berharap kepada para pengajar agar ke depannya setelah kembali dari E2 "Global Educator Exchange" dapat menyebarkan virus semangat untuk berinovasi kepada pengajar lainnya. 

"Mereka juga dapat memanfaatkan jejaring pertemanan yang telah mereka bangun dengan pengajar dari berbagai negara untuk membuat proyek inovatif menarik lainnya," ujar dia. 

Guru yang berhasil bersaing dengan 298 guru lainnya ini, yakni Puji Lestari dari SD Muhammadiyah Terpadu Ponorogo juga menjadi "The First Runner Up" di kategori Project Plan. Sedangkan Muhammad Zulham yang mengajar di SMP 1 Sedayu Bantul juga pun menjadi "The First Runner Up" di kategori "Learning Activity".

Puji memukau para juri dengan proyek pembelajaran mengenai lingkungan, sedangkan Zulham meraih penghargaan untuk proyek Gallery Walk.

Menurut Puji, proyek yang ditunjukkan dalam acara ini adalah mengenai kampanye lingkungan bersih yang telah dilakukan di sekolah bersama dengan para murid di sekolahnya. Pertama, murid melakukan observasi di rumah mereka dan lokasi sekitar sekolah.

Mereka mencatat jenis sampah yang ada dan penanganannya oleh masyarakat sekitar. Setelah masa observasi, muridnya membuat brosur mengenai kebersihan dengan pesan utama"reduce, reuse dan recycle" agar dapat ditiru dan diterapkan masyarakat sekitar. 

Sedangkan proyek Zulham yang berupa Gallery Walk merupakan inisitatifnya untuk meningkatkan partisipasi dari siswa yang kurang aktif di kelas. 

"Di proyek yang telah saya mulai sejak 2013, saya membagi murid ke dalam beberapa kelompok. Dan untuk membuat proyek ini mereka menggunakan berbagai teknologi, termasuk smartphone untuk mengakses informasi di internet, sehingga melalui proyek ini anak-anak juga dapat belajar menggunakan teknologi dan kemampuan komunikasi verbal mereka juga terasah," ujar Zulham.